Sabtu, 03 Mei 2008
Lahirnya Si Kembar Karina & Kamila (alm)
Bogor 21 November 2005, adalah hari yang sangat berbahagia bagi kami. Kami dianugrahi 2 putri cantik sekaligus pada kelahiran kedua di tengah keluarga kami . Sebenarnya hal itu sangat tidak terduga, karena beberapa bulan sebelum melahirkan dr Kandungan yang telah kami percaya menyatakan janin di rahim saya tunggal. Namun kenyataannya saya melahirkan dua bayi mungil di usia kehamilan 32 minggu. Walaupun dilahirkan di usia yang dini (prematur), namun besar harapan kami untuk dapat mempertahankan kedua putri kembar kami. Kondisi maupun resiko atas kelahiran premature telah diinformasikan kepada kami.....
Hari demi hari, detik ke detik kami sabar menanti, berdoa, berharap perjuangan hidup kedua bayi kami dapat dilalui dengan lancar ( salah seorang suster menyatakan bahwa bayi premature mpy masa-masa kritis, apakah itu benar...sy pun tidak punya pengalaman dalam hal ini)....
03 Desember 2005...Kamila menembuskan napas yang terakhir.....dr. menyatakan bahwa infeksi Kamila sudah terlalu berat......walaupun terasa berat...kami harus mengikhlaskan Kamila.....Terima Kasih Sayang....Terima kasih atas perjuanganmu untuk hidup...walaupun hanya sesaat Mama & Papa mendengar detak jantung dan indahnya rhytme napasmu...namun selamanya doa, cinta mama dan papa untuk Kamila.
04 Desember 2005...Karina dirujuk ke salah satu RS di Jakarta, tim medis dari RS yang berdomisili di Bogor tsb, mengharapkan Karina dapat tertolong karena alat disana lebih lengkap dan tenaga ahli medisnya lebih berpengalaman dalam menangani bayi premature. Setelah sekitar 1 bulan dirawat...Alhamdullilah Karina dinyatakan sehat dan boleh pulang, walaupun kondisi maupun perkembangannya masih harus dipantau secara intensif.
Singkat cerita, sebenarnya ada rasa marah dan kesal ...knp dr kandungan yang kami percaya tsb sampai lengah "men-stated janin yang kami kandung adalah tunggal", padahal USG rajin kami jalani.... kenapa setelah kepergiaan salah satu bayi kami pihak medis secara tidak langsung baru mengakui ketidaksiapan menangani bayi premature (baik dari sisi alat maupun tim medis)... Ya Allah....kami percaya ini adalah rahasiaMu...dan kami berharap ini menjadi pelajaran bagi kami maupun bagi berbagai pihak....
Hari demi hari, detik ke detik kami sabar menanti, berdoa, berharap perjuangan hidup kedua bayi kami dapat dilalui dengan lancar ( salah seorang suster menyatakan bahwa bayi premature mpy masa-masa kritis, apakah itu benar...sy pun tidak punya pengalaman dalam hal ini)....
03 Desember 2005...Kamila menembuskan napas yang terakhir.....dr. menyatakan bahwa infeksi Kamila sudah terlalu berat......walaupun terasa berat...kami harus mengikhlaskan Kamila.....Terima Kasih Sayang....Terima kasih atas perjuanganmu untuk hidup...walaupun hanya sesaat Mama & Papa mendengar detak jantung dan indahnya rhytme napasmu...namun selamanya doa, cinta mama dan papa untuk Kamila.
04 Desember 2005...Karina dirujuk ke salah satu RS di Jakarta, tim medis dari RS yang berdomisili di Bogor tsb, mengharapkan Karina dapat tertolong karena alat disana lebih lengkap dan tenaga ahli medisnya lebih berpengalaman dalam menangani bayi premature. Setelah sekitar 1 bulan dirawat...Alhamdullilah Karina dinyatakan sehat dan boleh pulang, walaupun kondisi maupun perkembangannya masih harus dipantau secara intensif.
Singkat cerita, sebenarnya ada rasa marah dan kesal ...knp dr kandungan yang kami percaya tsb sampai lengah "men-stated janin yang kami kandung adalah tunggal", padahal USG rajin kami jalani.... kenapa setelah kepergiaan salah satu bayi kami pihak medis secara tidak langsung baru mengakui ketidaksiapan menangani bayi premature (baik dari sisi alat maupun tim medis)... Ya Allah....kami percaya ini adalah rahasiaMu...dan kami berharap ini menjadi pelajaran bagi kami maupun bagi berbagai pihak....